SISTEM PENGAPIAN
A. Pengertian
Sistem Pengapian
Pembakaran campuran bahan bakar udara yang
dikompresikan terjadi di dalam silinder.Daya diperoleh dari pemuaian gas
pembakaran tersebut. Sistem pengapian merupakan sumber bunga api yang
menyebabkan ledakan campuran bahan bakar udara tersebut. Tujuan penggunaan
sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api
bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam
ruang bakar engine.
Berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api
listrik di ruang bakar sesuai waktu pembakaran ( timing ignition ) dan urutan pengapian (
firing order ) untuk proses pembakaran yang dikompresikan didalam selinder.
Agar hasil yang diperoleh dalam sistem pengapian
yang sempurna, maka rangkian ini harus memenuhi beberapa kriteria antara lain
sebagai berikut:
1.
Dapat merubah
tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
2.
Dapat beroperasi
dengan dengan sumber tegangan yang berbeda (tegangan battery atau altentor).
3.
Dapat megalirkan
tegangan tinggi ke busi-busi sesuai dengan urutan pengapian.
4.
Waktu pembangkit
tegangan tinggi harus tepat sesuai dengan putaran mesin.
a.
Sistem pengapian :
1) Berdasarkan
sumber tenaga listriknya :
(1) Pengapian
battery ( DC )
(2) Pengapian
magneto ( AC )
2) Berdasarkan
sistem dan komponennya :
a)
Pengapian
konvensional (contact point/platina)
(1) Pengapian
transistor
(2) Pengapian
Capasitor
(3) Pengapian
Full Electronic (Electronic Spark Advance)
Sistem Pengapian
Batery Adalah pengapian yang sumber tenaga listriknya dari battery, yang
kemudian tegangan battery yang rendah akan dirubah oleh sistem pengapian
menjadi tegangan tinggi ( 15 – 20 kv
a. Sistem Pengapian
Battery
Gambar.5 Sistem
Pengapian Battrey
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
a.
Sistem
Pengapian Magneto
dalah pengapian yang
sumber tenaga listriknya berupa generator AC (spool pengapian AC) yang
bertegangan sekitar 130 V ~ 220 V sebagai sumber tegangan primer pada ignition
coilnya
Gambar.6 sistem Pengapian magneto
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
A. Fungsi Sistem
Pengapian Konvensional
1. Berfungsi
untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik di ruang bakar sesuai waktu
pembakaran ( timing ignition ) dan
urutan pengapian ( firing order ) untuk proses pembakaran yang dikompresikan
didalam selinder.
2. Fungsi
dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api
listrik pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang
bakar engine pada akhir langkah kompresi.
a.
Komponen
– komponen Sistem Pengapian
Gambar 7. Rangkian Sistem Pengapian Konvensional
Sumber. Google
Komponen-Komponen Sistem Pengapian 9-2-2012
1)
Baterai
(Battery)
a)
Sebagai sumber
arus listrik dengan tegangan rendah (12 Volt).
2)
Kunci Kontak (Ignition Switch)
a)
Untuk memutus
atau menghubungkan arus listrik dari baterai ke koil.
3)
Koil
(Ignition Coil)
a)
Menaikkan
tegangan dari 12 Volt tegangan battery menjadi tegangan tinggi yang besarnya
10.000 – 20.000 Volt.
4)
Kontak pemutus/platina (breaker point)
a) Untuk
menghubungkan dan memutuskan arus primer dari baterai ke kunci kontak ke koil
sampai ke massa.
5)
Kondensor/kondensator
(condensor)
a)
Untuk menyimpan
induksi sendiri pada kumparan primer koil yang besarnya 300 – 400 Volt,
mencegah percikan bunga api pada platina, serta mempercepat penuhnya arus
primer pada saat platina menutup.
6)
Distributor
a)
Berfungsi
membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan
(dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada koil ke busi pada tiap- tiap silinder
sesuai dengan urutan pengapian.
7)
Bagian- bagian
ini terdiri dari:
a)
Cam (nok)
(1) Membuka
breaker point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing
selinder.
b)
Centrifugal
governor advancer
(1) Memajukan
saat pengapian sesuai dengan putaran mesin
c)
Vacuum Advancer
(1) Memajukan
saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)
d) Rotor
(1) Membagikan
arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh igantion coil ketiap- tiap
busi.
e)
Distributor Cap
(1) Membagikan
arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-
masing selinder.
f)
Kabel
tegangan tinggi
(1) Mengalirkan
arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi
g) Busi
(1) Memercikkan
bunga api listrik di ruang bakar pada akhir langkah kompresi sehingga terjadi
pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
a.
Syarat-Syarat
Pengapian
Ketiga elemen
berikut sangat penting untuk operasi engine yang efektif :
1)
Tekanan kompresi yang tinggi.
2)
Saat pengapian yang tepat dan bunga
api yang kuat.
3)
Campuran bahan bakar dengan udara
yang baik.
b.
Jenis-Jenis Sistem Pengapian
Jenis
pengapian pada motor bensin ada 2 yaitu:
1.
Sistem pengapian battery
Gambar. 8 Sistem Pengapian Battery
(Sumber. PPPGT/VEDC malang)
2. .Sistem pengapian
magneto
Gambar. 9 Sistem Pengapian magneto.
(Sumber. PPPGT/VEDC malang)
C. Komponen-Komponen
Sistem Pengapian Konvensional
Bagian – Bagian Sistem Pengapian Baterai
a. Battrey
Gambar. 10 battery
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
1)
kegunaan
a) Sebagai
penyedia arus listrik atau sumber arus
b) Menyimpan
tenaga listrik dalam bentuk tenaga kimia dan akan dikeluarkan tenaga listrik
tersebut jika diperlukan
c) Terdiri
dari beberapa sel, untuk membangkitkan tenaga listrik
d) Tiap
sel, terdiri dari beberapa pelat (lempeng), pemisah (separator) dan elektrolit
a. Kunci
Kontak
Gambar. 11 Kunci Kontak
(Sumber. PPPGT/VEDC malang)
kegunaan
a) Sebagai
pemutus dan menghubungkan arus litrik.
a. Koil
Pengapian
Gambar. 12 Koil Pengapian
(Sumber.
Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)
1)
kegunaan
a) Mengubah
arus listrik dari 12 V yang diterima dari baterei menjadi tegangan tinggi (12
kv) atau lebih untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi
b) Kumparan primer
dan sekunder digulungkan pada inti besi, hal ini akan menaikkan tegangan
yang sangat tinggi melaui induksi elektromagnet/induksi magnet listrik
c) Kumparan
primer terbuat dari kawat tembaga yang relaif tebal (150-300 lilitan), diameter
0,5-1,0 mm
d) Kuparan sekunder, terbuat dari kawat tembaga tipis (15.000-30.000 lilitan,
diameter 0,05-0,1mm
e) Mentransformasikan
tegangan baterai menjadi tegangan tinggi ( 5000 – 25.000 Volt )
a. Kontak
Platina
Gambar.13 Kontak platina
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
1) kegunaan
a) Memutuskan
arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar
terjadi induksi pada kumparan sekunder coil
b) Induksi
terjadi pada saat breaker point diputus atau terbuka
c) Dipasang
condenser untuk menghilangkan/mencegah terjadinya loncatan api/bunga api
listrik pada breaker point
a. Kondensor
Gambar. 14 kondensor
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
1) Kegunaan
:
a) Mencegah
loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka
b) Mempercepat
pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit
sekunder tinggi
a. Distributor
Gambar. 15 Distributor
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
1) Kegunaan
:
a) Mendistribusikan
arus tegangan tinggi yang dibangkitkan kumparan sekunder pada ignition coil ke
busi pada tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian
b) Terdiri
dari bagian tutup distributor dan rotor .
a. Gorvernor
Advancer
Gambara.16
Gorvernor Advancer
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
1) Kegunaan
:
a)
Memajukan saat
pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin
b)
Bagian ini
terdiri dari governor weight dan governor spring (pegas governor)
Gamabar. 17 Cara kerja Gorvernor
Advancer
(Materi
Training Daihatsu Center)
CARA KERJA :
Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. Maka
fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan
berputarnya as distributor.
Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam
plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. Akibatnya
Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing pembukaan platina menjadi maju.
a.
Vacum Advancer
Gambar . 18 Vacum
Advancer
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
1) Kegunaan
:
a)
Untuk
memundurkan dan memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau
berkurang
b)
Terdiri dari
breaker plate dan vacum advancer yang akan bekerja atas dasar kevakuman yang terjadi
di dalam intake manifold
c)
Untuk memajukan
saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin
Gambar.19 Cara kerja vacuum
advancer
(Materi Training Daihatsu Center
Smk N 2 Jogjakarta)
Cara kerja vacuum advancer :
Pada saat beban
rendah atau menengah,
kecepatan pembakaran rendah karena
campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan
bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o
sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan
a.
Busi
Gambar. 20 Busi
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
Busi merupakan salah bagian yang terpenting untuk
menyalakan bahan bakar yang telah di kompresikan didalam ruang bakar Tingkat panas pada busi harus disesuaikan dengan
keadaan kerjamesin, agar tidak terjadi endapan karbon pada elektrode yang dapat mengurangi loncatan api dan output mesin menjadi rendah, juga busi harus dapat memijar sendiri, menyebabkan terjadinya pembakaran pendahuluan
(pra-nyala), campuran akan terbakar
sebelum busi memijar.
1)
Kegunaan :
a)
Menyalakan
campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan dalam silinder dengan jalan
memberikan loncatan api diantara elektrodanya, dikarenakan induksi tegangan
tinggi di dalam ignition coil
b)
Busi menerima
tegangan lebih dari 10.000 V, temperaturnya ± 2000°C dengan tekanan ±40 kg/cm2
c)
Busi harus tahan
terhadap panas yang tinggi dan daya tahan listrik yang baik
d)
Kerenggangan
(gap) antara 0,6-0,8 mm
a. Warna
Busi Setelah di Pakai
1) Abu-abu muda : Menandakan mesin dalam keadaan baik, tingkat panaas
busi tepat.
2) Warna putih :Menunjukan mesin cenderung terlalu (overhaet) campuran
udara dan bensin terlalu kurus, tingkat panas terlalu rendah.
3) Hitam basah : Minyak pelumas mesin masuk keruang pembakaran melalui
silinder dan torak.
4) Hitam atau
kering : Campuran udara
dan bensin terlalu kaya, cenderung udara yang masuk lebih sedikit, pembakaran
tidak tepat, tingkat panas busi terlalu tinggi.
A. Perawatan dan
Perbaikan Sistem Pengapian
1. Pemeriksaan Visual Baterai
Gambar 21. Pemeriksaan Bagian Baterai Secara Visual
(Sumber. Google perawatan Bateri 8-2-2012
Bagian-bagian dari baterai yang perlu mendapatkan pemeriksaan
a.
Pemeriksaan secara visual meliputi :
1) Kotak baterai
Kotak
batery sering mengalami kerusakan yang dapat diidentifikasi secara visual,
jenis kerusakan kontak bateri antara lain: kotak retak akibat benturan,
mengembang akibat overcharging, bocor akibat keretakan atau mengembang.
2) Sel- sel baterai
Sel
batery sering mengalami kerusakan ganguan yaitu: sell yang mengembang akibat over charging maupun
mengkristal dansel yang rontok karena getaran, kualiras yang kurang baik maupun
usia baterei
3) Terminal baterai dan konektor kabel
Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yangsering mengalami kerusakan,
bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolik bateri maupun panas
akibak konektor kendor atau kotor.
4) Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodik. Bila
pengisian berlebihan ( over charging) maka elektronit cepat berkurang karena
penguapan berlebihan pemeriksaan jumblah elektronik dapat dilakukan dengan
cepat karena kontak dibuat dari plastk
tansparan.jumbah elektrolit hatus berada diantara garis Upper Lavel dan Lower Leel.
5) Kabel Baterai
Kabel baterai
dialiri arus yang sangat besar,
saat mesin distarter besar arus dapat
mencapai 250-500 A, tergantung dari daya motor starter, dengan arus sebesar itu
kabel akan panas, panas kabel menyebabkan sifat elastis kabel menurun, isolator
mudah pecah dan terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat
dengan terminal bateri
6) Pemegang Baterai
Pemegang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat
agar goncangan baterai dapat dihindari, sehinga usia bateri
dapat lebih lama. Gangguan pada pemegang beteri antara lain. Kendor akibat mur
pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan vaselin/grease.
7) Perawatan
Pada Koil Pengapian
Seperti
kita ketahui bahwa koil merupakan suatu alat yang menaikan tegangan batery
menjadi tegangan tinggi, maka koil sekiranya harus dirawat dan perbaiki apabila
koil ingin tetap bekerja secara baik. Maka untuk merawat koil antara lain
sebagai berikut:
a. Pastikan
sambungan atau isolator yan berkaitan pada koil itu benar-benar kencang dan
rapat, agar terhindar dari konslekting yang timbul secara tiba-tiba.
b. Jangan
biarkan koil terlalu panas, karna akan mengakibatkan koil cepat rusak.
c. Gunakanlah
koil sesuai dengan kondisi kapasitas listrik yang dibutuhkan, agar koil awet.
d. Periksa
tegangan pada masing-masing terminal pada koil, sesuaikan dengan spek dari
masing-masing terminal.
1) Periksa
Menggunakan Ohm meter, ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-)
a)
Tahanan pada koil primer :
(1)
Dingin : 1,35 – 2,09 Ω
(2)
Panas : 1,17 – 2,46 Ω
2) Menggunakan
Ohm meter, ukur tahanan antara terminal B dan terminal tegangan tinggi
a)
Tahanan pada koil sekunder
(1) Dingin : 8,5 – 1,3 kΩ
(2) Panas : 1,05 – 1,52 kΩ
1. Perawatan Pada
Platina
Platina ialah suatu komponen yang memberikan percikan bunga api
sehinga awalnya terbentuknya sistem pengapian yang diteruskan ke busi sesuai
dengan urutan pengapiannya masing-masing. Maka perawatan yag harus dilakukan
dalam paltina ini antara lain sebagai berikut:
Gambar.22 Penyetelan Platina
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
a. Bersihkanlah
secelah atau permukaan platina setelah melakukan perjalan jauh.
b. Hindarkan
platina dari debu atau kotoran-kotoran .
c. Ganti
platina apabila dirasa kontak platinanya udah aus.
1.
Kabel Tegangan
Tinggi
Gambar. 23 Kabel tegangan tinggi
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
Kabel tegangan tinggi merukan suatu alat penerus
untuk meneruskan suatu arus dari distributor cap kebusi-busi sesuai dengan
urutan pengapiannya. Maka perawatan yang harus dilakukan pada kabel tegangan
tinggi ini antara lain sebagai berikut antara lain sebgai berikut:
a) Jangan
biarkan kabel tergores atau terkelupas, apabila terkelupas atau tergores maka
gantilah kabel tersebut.
b) Ukurlah
sekali-sekali tegangan pada kabel agar arus bisa mengalir dengan baik. Tegangan
maximum kabel 25 ohm perkabel.
1.
Perawatan pada
Busi
Busi merupkan suatu alat yang pertama kali yang
memmercikan bunga api pada ruang bakar selinder. Maka perawatan pada busi
antara lain sebagai berikut:
a. Bersihkan
busi dengan Menggunakan alat pembersih busi atau sikat kawat dan pembersih busi
(spark plug cleaner) bersihkan busi.
b. Periksa
busi dari keausan elektrodanya, kerusakan ulir dan sekitarnya.Jika busi tidak
normal, lakukan penggantian.
c. Ukur
celah busi sesuai dengan standar pabrik, biasanya antara 0,70-0,80 mm
B. Cara Kerja
Sistem Pengapian
1. Saat
kunci kontak ON Platina menutup
Gambar. 24 Cara Kerja Sistem
Pengapian
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
a.
Cara
Kerja
Apabila kunci kontak diONkan, maka arus dari + baterai – K.K – Kumparan primer coil – Platina – Masa. Pada saat ini
terjadi pembentukan medan magnet pada inti coil.
1. Saat
kunci kontak ON Platina Membuka
Gambar. 25 Cara Kerja Sistem
Pengapian
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
a.
Cara
Kerja
Pada saat ini
terjadi pemutusan arus listrik secara tiba-tiba oleh terbukanya platina,
Akibatnya :
1)
Pada kumparan sekunder timbul arus induksi
dengan tenaga+10.000 –
20.000 V dan ditruskan ke busi sesuai dengan FO.
2)
Pada kumparan
primer timbul induksi sendiri dengan tenaga 300 – 400 V. arus ini lalu mengalir
dan disimpan sementara dalam kondensor. Apabila platina menutup maka muatan
listrik dalam kondensor akan mengalir kerangkaian arus primer secara penuh.
Demikian platina dibuka kembali, maka arus induksi yang terjadi pada kumparan
sekunder cukup besar.
1. Cara
Kerja Koil Dengan Menggunakan Resistor
Gambar. 26 Cara Kerja Koil Dengan
Menggunakan Resistor
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
a. Cara
Kerja
Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak
mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi
arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil
rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi
start arus yang mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan,
sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
1. Resistor
atau Tahanan
Gambar. 27 Resistor atau Tahanan
(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta
2012)
a. Fungsi resistor :
Koil tanpa
rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama
agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil
yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi
lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi
untuk pembentukan medan magnet.
A. Trouble Shooting
Sistem Pengapian
1. Jenis-Jenis
Ganguguan Pada Sistem Pengapian Konvensional
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya
terhadap kesempurnaan prose pembakaran diddalam selinder, dengan sistem
pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin yang optimal dan pemakian
bahan bakar yang hemat. Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor
bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lainnya.
Berikut akan diuraikan
mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan
kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
Tabel
1. Gangguan-Gangguan pada Sistem Pengapian Konvensional
NO
|
GEJALA
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB
|
CARA MENGATASI
|
1.
|
Mesin tidak
dapat hidup (tidak ada percikan api di busi)
|
Busi mati atau
deposit berlebihan.
|
Ganti busi
atau bersihkan.
|
Kabel tegangan
tinggi bocor berlebihan.
|
Ganti kabel
tegangan tinggi.
|
||
Rotor tidak
terpasang.
|
Pasang rotor.
|
||
Urutan
pengapian tidak benar.
|
Perbaiki
urutan pengapian.
|
||
Bersihkan
kotorannya.
|
|||
Platina
menutup terus atau membuka terus.
|
|||
Ganti koil
|
|||
Ganti
kondensator
|
|||
Konektor kabel
lepas
|
Pasang
konektor kabel yang lepas
|
||
Kabel putus
|
Ganti atau
perbaiki kabel yang putus
|
||
Kontak rusak
|
Ganti kontak
|
||
Mesin sulit
hidup (percikan api dibusi kecil)
|
Deposit
(penumpukan kerak) dibusi berlebihan.
|
Bersihkan atau
ganti busi.
|
|
Kabel tegangan
tinggi bocor.
|
Ganti kabel
tegangan tinggi.
|
||
Tutup
distributor kotor.
|
Bersihkan
terminal ditutup distributor.
|
||
Karbon ditutup
distributor hilang.
|
Pasang karbon
atau ganti tutup distributor.
|
||
Tutup
distributor retak.
|
Ganti tutup
distributor.
|
||
Urutan
pengapian tidak benar.
|
Perbaiki
urutan pengapian.
|
||
Kontak platina
kotor.
|
Bersihkan
kontak atau ganti.
|
||
Setelan celah
platina tidak tepat.
|
Setel celah
platina atau sudut dwell.
|
||
Saat pengapian
tidak tepat.
|
Saat setel
pengapian
|
||
Koil rusak.
|
Ganti koil.
|
||
Terjadi
ledakan di knalpot
|
Busi kotor.
|
Bersihkan busi
atau ganti busi
|
|
Platina kotor.
|
Bersihkan
platina atau ganti.
|
||
Saat pengapian
terlalu mundur.
|
Stel saat
pengapian.
|
||
4.
|
Terjadi
ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas
|
Kerja vacum
advancer kurang sempurna.
|
Perbaiki
mekanisme vacum advancer.
|
Terjadi
ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan
|
Kerja centrifugal
advancer kurang sempurna.
|
Perbaiki
mekanisme centrifugal advancer.
|
|
6.
|
Busi cepat
kotor
|
Pemakaian busi
yang tidak tepat
|
Ganti busi
dengan tingkat panas yang tepat.
|
Platina kotor.
|
Bersihkan atau
ganti platina.
|
||
Saat pengapian
tidak tepat.
|
Stel saat
pengapian.
|
||
7.
|
Elektroda busi
meleleh
|
Pemakaian
tingkat busi yang terlalu panas.
|
Ganti busi
dengan tingkat panas busi yang lebih dingin.
|
DAFTAR
PUSTAKA
- Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012
- Sumber. Google perawatan Bateri 8-2-2012
- Sumber. Google Komponen-Komponen Sistem Pengapian 9-2-2012
- Sumber. PPPGT/VEDC malang
- Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta : Traning Center,Toyota astra Motor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar